Diskusi Bersama Mbak Achi TM


 



04 Februari 2013 ( Achi-tm )


   Semalat malammmm...

Bentar lagi kita mau diskusi karya, ngintip dan ngulik gimana Mbak Achi-tm bisa menghasilkan karya yang bertebaran di majalah, juga novel2 remaja yang laris di pasaran, dan masih juga mengelola 'Rumah Pena', tempat kursus belajar menulis cerpen, novel, skenario. Emang beliau punya waktu seberapa banyak sih sampai-sampai bisa mengerjakan banyak hal sekaligus? -nanti kita tanyain ya...





Kamiluddin Azis Endors novel Cloud(y) :
Tokoh Mendung yang Introvet tapi pekerja keras, seolah mewakili semangat perempuan metropolitan di cerita ini. Jatuh bagun dalam karir dan cinta, dia jalani dengan kepala tegak. Dan di novel ini aku menemukan pesan yang dalem, bahwa kehilangan memang selalu berkawan dengan kehidupan, tapi kehilangan selalu datang berhubungan dengan sesuatu yang baru. Kiasan mendung tak berarti hujan, terangkai manis di novel ini, yakni ketika Awan menetralisir Mendung hingga jadi lebih cerah, tanpa adanya hujan tangis, dan menghadirkan senyuman. (Adnan Buchori, penulis buku Paperplane Of Love)
Kamiluddin Azis stay tune aja, jam 8 nanti kita disccus... & ini blog pribadi beliau : http://www.blogger.com/profile/01068508786804172291

Achi-tm Penulis Halo salam kenal ya
Kamiluddin Azis Malam Mbak ... apa kabar nih....
Achi-tm Penulis Baik, alhamdulillah
Andrew Rey Navara Ngakak. Pas ngebaca postingan. ABIY dan CELANA GANTENG
ternyata si Radit bsia dikalahin tuh.. like this mbak.

btw buat skenario / naskah drama gitu apa naskahnya kayak cerpen apa gmana mbk, kadang om google, ngasih info membingungkan mbak. hehe..
Kamiluddin Azis Kalau saya baca kebanyakan novel Mbak Achi-tm Penulis itu kan remaja dan lucu-lucu, kalau di Cloud(y) ini kayaknya agak-agak mulai dewasa. Susah mana sih Mbak garaf novel remaja atau dewasa?
Achi-tm Penulis Halo Andrew Rey Navara hehehe waah masih jauhlah dari Radit Naskah skenario itu berbeda dengan naskah cerpen. Sebentar ya saya akan posting potongan naskah skenarionya.
Achi-tm Penulis FADE OUT
FADE IN

3. INT. RUANG MAKE-UP. SORE
Cast : Dara, Mitha, Aldi

Aldi berjalan ke ruang make-up. Di depan ruang make-up ada tempat sampah. Aldi sudah masuk ke ruangan. POV ALDI : Mitha sedang ngobrol dengan Dara yang masih di make up. Aldi kaget dan langsung keluar ruangan dan tampak bingung.

ALDI
Wah… ada Mitha. Susah, nih….

Aldi Sesekali mengintip ke dalam ruangan. POV ALDI : Mitha berjalan keluar. Aldi langsung bersembunyi di balik pintu. Aldi mengintip Mitha dan Mitha tampak berjalan jauh dari ruang make up.

ALDI
Sekarang kesempatan gue ketemu dengan Dara.

Aldi berniat masuk ke dalam ruangan, tetapi tiba-tiba Mitha berbalik. Mitha tampak teringat sesuatu. Melihat Mitha yang berbalik, Aldi kaget dan langsung mencoba bersembunyi. Karena buru-buru, Aldi menabrak tempat sampah hingga sampah berserakan dan Aldi nyaris jatuh. Mitha bingung melihat Aldi.

MITHA
Elo kenapa, Di?

ALDI
(memberesi sampah)Eng...enggak..kenapa-kenapa. Siapa juga yang berantakin sampah ini.

Mitha hanya mengiyakan Aldi kemudian kembali masuk ke dalam kamar ganti dan keluar lagi membawa gitar. Aldi masih sibuk dengan sampahnya dan Mitha hanya menggeleng kepala saat melihat Aldi. Mitha berjalan menjauh. Saat Mitha sudah menjauh, Aldi melongok ke arah Mitha. Setelah yakin Mitha tidak ada, Aldi masuk ke dalam ruang make-up.

PARALEL CUT

4. INT. RUANG MAKE-UP. SORE
Cast : Dara, Mitha, Aldi

Mitha sudah selesai make up. Mitha berdiri, perias 1 masih memperbaiki letak poni Mitha.

MITHA
Gue ke belakang dulu ya.

DARA
Hu uhm….

Perias 1 menjauhi Mitha. Mitha pergi keluar dan meninggalkan Dara yang rambutnya masih ditata. Dara tampak dimake-up sambil membaca majalah. Mitha kemudian keluar dari dalam ruangan. Tetapi tidak lama, Mitha masuk kembali mengambil gitar yang ada di dalam ruangan.

MITHA
Gitar gue ketinggalan.

Mitha kembali ke luar. Setelah Mitha keluar, Aldi masuk ke dalam ruang make-up. Penata rias 2 yang sedang mengeroll sebagian rambut Dara, kaget melihat Aldi. Aldi meminta penata rias pergi dengan menggunakan bahasa isyarat. Dara tidak mengetahui kedatangan Aldi karena sibuk dengan majalahnya. Penata Penata rias 1 dan penata rias 2 pergi dengan masih memegang rol di kepala Dara. Dara hampir terjengkang karena rambutnya ditarik penata rias.

DARA
Aduh...Aduh.... Gimana sih?

PENATA RIAS
Sori..Sori, Dara. Aku keluar sebentar ya.

Penata rias keluar. Rambut Dara separuh bergelung keriting dengan beberapa rol tertinggal di rambut, separuh lagi masih lurus. Dara kaget melihat Aldi. Dara langsung menutupi mukanya dengan majalah yang terbalik.

DARA
Ngapain kamu ke sini?

Aldi tersenyum dan memegang majalah yang dipegang Dara tapi Dara langsung menyingkir. Aldi berjalan lagi menghampiri Dara, Dara kembali melengos sambil terus menutupi muka dengan majalah. Aldi kesal dan menarik majalah dengan paksa, Dara kaget dan cemberut melihat Aldi. Aldi meletakkan majalah di atas meja rias.

ALDI
Kamu cemberut juga masih cantik, kok….

Dara mendengus kesal dan memalingkan muka.

ALDI
Dara, aku mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu.

DARA
Ngga ada lagi yang perlu diomongin, Di. Semuanya udah berakhir.

ALDI
Aku tahu Dara, makanya dengerin aku.

DARA
Aku ngga mau dengerin bualan kamu lagi!

Dara berjalan menuju pintu keluar, Aldi mencegat Dara.
ALDI
Dara, gue cuma mau ngasih tahu elo kalau semua udah berakhir dan kita bisa temenan lagi, kan?

DARA
Kita emang temenan kok, tapi bukan temen deket!

Dara mendorong Aldi ke samping lalu keluar dari ruang make up. Aldi mengejar Dara.

CONT’D TO
Achi-tm Penulis Itu tadi contoh skenario Andrew Rey Navara, intinya skenario itu lebih kepada memberikan petunjuk buat sutradara, bagaimana pergerakan artis bagaimana settingnya, dialog dan tentu saja alur cerita.
Tha Artha wow
Andrew Rey Navara Lebih seperti kayak sutradara yah mbak.

Achi-tm Penulis Halo mas Kamiluddin Azis saya nulis novel remaja dan lucu-lucu memang dari tahun 2005 mas, sejak awal-awal saya serius menekuni dan belajar menulis. Sampai tahun 2010 itu saya masih suka nulis lucu-lucuan, bahkan skenario-skenario yang saya tulis ya memang lucu-lucuan, tapi sejak alm ayah saya meninggal tahun 2010, mood ngelucu itu mendadak hilang dan pengen menulis sesuatu yang lebih dewasa serta serius
Achi-tm Penulis Di Cloudy sendiri sebenarnya ga serius-serius amat, cuma memang tidak ngelucu di sana. Berusaha membuat novel yang memotivasi saja, khususnya memotivasi diri sendiri pasca meninggalnya ayah saya. Susahnya memang kadang lagi asik-asiknya ngetik tiba-tiba pengen ngelawak, akhirnya saya hapus lawakan itu. Awalnya emang canggung, tapi setelah menggarap novel serius ketiga saya sekarang, rasanya sudah lumayan lancar. Oh iya nanti Maret insya allah 2 novel kocak saya juga akan terbit lagi.
Achi-tm Penulis Iya betul mas Andrew Rey Navara lebih kayak ngasi tahu si A harus gini si B harus gitu, nanti dieksekusi sama sutradara. Jadi di deskripsi ga perlu kalimat2 metafora nan lebay hehehe... langsung aja adegannya bagaimana.
Kamiluddin Azis Banyak yg nanya juga apakah setelah kita terkenal sering mejeng di majalah remaja (kayak Mbak Achi cerpen2nya kan sering tampil di Story misalnya) apakah kans novel kita diterbitin penerbit itu makin besar? Apa emang pengaruhnya Mbak?
Andrew Rey Navara Wah lebih rumit ternyata yah, daripada ngebuat cerpen.

gak bisa dbuat seperti cerita si abiy yah mbak, berarti. ?
Marlyn SaimaruChrist BlueAngel

Ngomong2 tadi ada yg sudah nanya mengenai suka duka Kak Achi sampai ke mayor gak? Hehehe. Kalau belum aku titip yah.
Nina Rahayu Nadea Malam semua. Maaf mau tanya mbak: susah buat naskah skenario atu novel mbak?? (Pengalaman mbak)
Achi-tm Penulis Waah ga pengaruh tuh mas Kamiluddin Azis saya pertama kali nerbitin novel di penerbit mayor, QultumMedia (satu grup dengan Gagas) waktu itu baru dimuat beberapa kali aja di majalah, mereka juga belum kenal aku. Tapi aku menelepon dan ajak kenalan. Aku bilang aku penulis pemula. Rata-rata penerbit itu suka sekali dengan penulis pemula yang semangat dan punya rasa percaya diri tinggi. Jangan malu untuk menelepon ke kantor penerbit, tanya-tanya, cari-cari info lalu kirim naskah. Mereka selalu welcome. Kalau naskah kita bagus dan layak terbit ya pasti diterbitkan Walau saya beberapa kali nerbitin buku dan dimuat di majalah, beberapa kali juga kok saya pernah ditolak di penerbi.
Achi-tm Penulis Bisa Andrew Rey Navara tinggal diganti formatnya aja hehehe...
Nina Rahayu Nadea Saya baca-baca dari status di atas. Awalnya mbak nulis yg kocak2 tapi setelah ayah meninggal alurnya jd berubah. Yg ingin saya tanyakan: apakah sebaiknya kita menulis sesuatu berdasarkan keadaan emosi kita?? (Supaya hasilnya bagus) atau bagaimana??
Andrew Rey Navara lebih ke zoom out, in, cut.
Continue.
lebih sulit berarti, yah mbak. ke skenario/drama.
Achi-tm Penulis Halo Marlyn SaimaruChrist BlueAngel alhamdulillah nih, duka nembus ke penerbit mayor ga terlalu susah. Yang susah itu pengalaman saya nembus ke MEDIA! WUIIH... percaya ga percaya saya butuh waktu 3 tahun sejak tahun 2002 sd 2005 untuk bisa nembus ke MEDIA NASIONAL. Saya kirim terus, ditolak terus, kirim, tolak... terus ikut berbagai lomba novel di berbagai penerbit, kalah kalah dan kalah. Tapi apa saya menyerah? Sempat beberapa kali mau menyerah, tapi selalu ada teman yang memberikan semangat. Itulah salah satu fungsi grup-grup seperti ini juga, saling menyemangati. Jadi saya anggap sih kemudahan saya diterbitkan di penerbit itu adalah bayaran dari Allah atas usaha, tangis dan kerja keras saya untuk belajar menulis dan nembus ke media.
Achi-tm Penulis Hehehe Andrew Rey Navara iya kalau belum nyemplung dan belajar langsung memang sulit. Tapi kalau sudah dicoba insya allah mudah
Kamiluddin Azis oh ke media malah lebih susah ya... hehe.. ada juga yg tanya kedekatan dengan org dalam (misalnya, misal nih ya, Mbak Achi dg Bunda Reni Teratai) itu ngepek gak ke penerbitan di majalah tsb,selain karyanya emang bagus (misal kurang2 dikit mah dikais masukan supaya edit atau gmn gt..)
Achi-tm Penulis Halo Nina Rahayu Nadea awalnya susah, tapi lama-lama gampang. Mungkin durasinya aja kali ya. Kalau nulis skenario bisa lebih cepat karena ngga perlu pusing mikirin metafora, tata bahasa dll. Kalau novel agak lama ya karena harus ada metaforanya, narasi harus indah, deskripsi harus pas dll dll
Rina 'Na' Kwartiana Sayah blajar banyak dari Achi-tm Penulis dan Rumah Penanya, apalagi waktu kemaren dia jadi finalis Wirausaha Muda Mandiri Award 2012
Marlyn SaimaruChrist BlueAngel Prinsip Kak Achi, "Jangan menyerah sampai tembus". Catat. Hehehe.

Golden time kakak dalam menulis itu kapan? Terus apa Kakak punya jadwal khusus untuk menulis? Misalnya 1 minggu 1 cerpen gitu. Hehehe.
Achi-tm Penulis Halo Nina Rahayu Nadea percaya atau ngga, sehari setelah alm ayah saya meninggal saya tetap diminta menulis OKB. Tahu kan? Sitkom Orang Kaya Baru yang waktu itu ada di Trans7? Harus lucu, harus kocak, mau ngga mau harus jadi. Dan saya nulisnya sambil nangis-nangis lho. Ceritanya emang tetap lucu tapi batin saya remuk redam kalau penulis udah profesional, dalam artian banyak order ya ga bisa ngikutin perasaan n emosi sendiri. Tetap harus profesional soal saya pindah haluan, ngga pindah sebenarnya, cuma ketika ditinggal ayah yang kita cintai, ada semacam hentakan besar di dalam diri. Semacam sebuah kesadaran, bahwa inilah hidup... hidup itu memang harus mengalami kehilangan. Hidup itu ngga selamanya indah dan saya harus bangkit dari keterpurukan. Karena saya sangat dekat dengan alm ayah saya, jadi sebuah pukulan telak ketika beliau meninggal. Mungkin renungan-renungan hidup yang semacam itu yang menuntun saya membuat novel yang agak serius
Achi-tm Penulis Mas Kamiluddin Azis wah itu tergantung ya, ada media yang memang butuh cerpen-cerpen dari penulis yang sudah dikenal dengan tujuan agar menambah nilai jual medianya. Tapi tentu dilihat dulu hasil karyanya, kalau karyanya jelek ya wassalam juga
Nina Rahayu Nadea Kasih saran dong mbak: apa yang sebaiknya dilakukan untuk merubah cerpen menjadi sebuah skenario. Kebetulan saya ada acara untuk merubah cerpen saya sendiri menjadi skenario drama.
Achi-tm Penulis Marlyn SaimaruChrist BlueAngel percaya ngga, kemampuan menulis seseorang bisa bertambah seiring dengan seringnya ia menulis. Dulu saya harus menulis 1 cerpen ditulis selama satu minggu. Semakin sering jadi 1 cerpen hanya 3 hari, lalu semakin sering lagi jadi 1 hari 1 cerpen. Yang penting adalah buat TARGET, tulis di kertas, tempel di dinding! Minggu ini harus menghasilkan berapa cerpen? Bulan depan harus bikin apa? Novel? Tulis dan jadi afirmasi positif buat kepala kita. Golden time saya, duluuuuuuuuu waktu masih gadis itu adalah tengah malam sampe pagi hehehe... sejak nulis skenario saya harus nulis dari pagiii sampe malem sampe pagi lagi. Jadi udah ga punya golden time apalagi sejak punya anak, kapan aja kalo anak lagi tidur, hajaaar bleh! Kalo anak lagi dpegang orang, hajar jreeng!
Tri C Fakhri mbak Achi-tm ,aku masih newbi dalam menulis cerita. terkadang kesulitan yang dihadapi yaitu mencari inspirasi. kalaupun dapet, bingung dalam membuat kalimat pembuka, setelah itu paling parah kalo mau buat klimaks yang 'wah'. dan kadang kalo udah buntu jadi malas meneruskan.

gimana nih cara ngatasinya?

afwan kalo baru dateng langsung menembaki mbak dengan pistol pertanyaan.
Achi-tm Penulis Nina Rahayu Nadea ambil konflik utamanya aja dalam cerpen kemudian buat sinopsis filmnya. Karena cerpen itu pendek sekali, yang bisa kita eksplor adalah konflik utamanya.
Achi-tm Penulis Iya Andrew Rey Navara betuuullll sekaleee nulis apa pun itu, kita adalah sutradaranya, aktornya bahkan saya sering kasih tahu ke anak didik RUPEN, kalau menulis novel/cerpen jadilah aktor, jadilah tokoh yang kita tulis supaya soulnya bisa kita terima. Aktor itu kan berperan menjadi orang lain.
Nina Rahayu Nadea Jika tokoh dalam skenario tersebut tidak cocok berperan. Yang sebaiknya dilakukan; mencari tokoh lain ataukah merubah dialog?? (Jika misalnya waktu mepet banget)
Achi-tm Penulis Halo Tri C Fakhri kelemahan orang yang baru mau menulis adalah perasaan takut. Takut tulisannya jelek, takut ngga diterima pembaca, takut ga selesai. Nah,jadi sebelum menulis, lepaskan dulu rasa takut itu. Pasrah sama Tuhan, sama kehendak-Nya karena apa pun yang akan kita tulis adalah bagian dari kehendak-Nya. Tulisan karya kita bukanlah punya kita, itu adalah inspirasi yang Tuhan titipkan kepada kita. Jadi pertama bebaskan dulu rasa takut itu. Kemudian menulislah. Kalaupun kalimat pembukanya jelek, kan nanti ada yang namanya self editing. Jadi setelah diendapkan, kita baca ulang cerita kita. Nant akan ketemu di mana letak jeleknya. Kemudian perbaiki. Kalau masih susah juga nulis pembuka, coba aja tulis dari suara-suara seperti "Brak" Bruk, Prang, Srek-Srek. Atau apalah... bisa juga dimulai dengan dialog. Untuk surprise ending, resepnya yang penting sembunyikan informasi penting untuk kemudian disampaikan di klimaks, sehingga ending yang tercipta bisa menghentak pembaca
Andrew Rey Navara wah berarti kapan2, bisa jadi aktor juga nh d buku yg akan d buatkan film/sinetron..
xixixix...
Achi-tm Penulis Biasanya kan ada casting dulu, tokohnya cocok atau ngga? Kalau misalnya si tokoh susah melakukan dialog atau susah melakukan sebuah adegan biasanya dilakukan penyesuaian di lapangan oleh sutradara
Nina Rahayu Nadea Oh iya mbak. Dalam menulis cerita. Saya sering bingung dalam menuliskan suara benda. Misalnya prang (untuk piring pecah) braag (untuk benda berat jatuh).meong (kucing) Apakah ada buku khusus atau situs atau apalah untuk membuat kesamaan dalam sebuah cerita, ksususnya untuk suara benda mati atau hidup tadi???
Achi-tm Penulis Sepertinya ada... tapi saya lupa apa namanya waktu itu pernah dikasih tau sama editor saya soal nama-nama bunyi itu. Di berbagai negara bunyi pun bisa beda-beda lho hehehe.
Tri C Fakhri makasih mbak Achi-tm jawabannya, dulu aku hanya menulis puisi, baru-baru ini mencoba untuk menulis cerita. cerpen buatan pertamaku aku buat dalam waktu 1,57 hari karena mau ikut lomba dan hari itu juga DL-nya, alhasil nggak jadi ikut karena telat 0,57 hari.
karya kedua yaitu FTS yang juga aku selesaikan dalam waktu 2,3 hari dan tanpa melalui proses endapan. -__- kedua karya tersebut aku awali dengan dialog karena memang takut jika memakai narasi akan jelek. catatan: ceritaku sedikit narasi, kurang mahir dalam menuliskan setting.
puisi-puisi yang sebelumnya aku buat pun tanpa melalui proses endapan. pertanyaannya adalah apakah salah jika menulis tanpa proses endapan? dan bagaimana cara menulis setting yang baik?
Kamiluddin Azis Ok Mbak Achi-tm Penulis punten pertanyaan terakhir dr Tri dijawab dan setelah itu bisa memberikan tips menulisnya untuk closing diskusi kita...
Rina 'Na' Kwartiana yg pasti jangan pernah berhenti buat nulis, nulis dan nulis. jangan kapok kalo dinilai orang tulisan kita jelek,justru itu semua bisa memacu kita buat nulis lebih bagus lagi. Pepatah bilang "Ala bisa karena biasa"

Achi-tm Penulis Halo Tri C Fakhri ga ada salahnya sih tidak diendapkan pun, beberapa cerpen dan puisiku juga ada yang udah kelar langsung kirim. Bahkan 2 novel kocakku yang akan terbit maret ini kelar langsung kirim aja hehehe. Itu karena udah yakin aja kalau hasilnya emang bagus n maksimal ya balik lagi karena terbiasa teliti sejak awal. Kemudian cara nulis setting tempat sbnrnya simpel aja : gunakan semua panca indera, dari apa yang dilihat si tokoh, apa yang dibaui si tokoh, apa yang dirasakan kulit (cuacanya bagaimana) Ada apa di kanan kiri si tokoh, barang-barang terletak di mana, apa yang didengar
Langga Gustanto saya selalu kagum kalau melihat rekam jejak Bunda Achi-tm Penulis, berharap bs mengikuti jejaknya di dunia kepenulisan # plakkk ngrep.com...hihihihihi
Achi-tm Penulis Aiiih mas Langga Gustanto saya mah belum apa-apa masih harus banyak belajar juga hehehe... apalagi nulis novel sastra aduuh masih belajar dan masih jauuh ayo kita semua semangaat dan pantang menyerah!
Tri C Fakhri makasih bunda Achi-tm jawabannya, yang pasti dans ering aku lakuin yaitu mencari kritikan dari orang, karena dari situ aku tahu apa yang kurang dari karyaku.
abis ini latiahan narasi ah.
Tri C Fakhri tapi aku sendiri kurang PD dengan karyaku,kok bisa tanpa proses endap ya?
Rina 'Na' Kwartiana jujur nih tulisan aku pernah dikritik abis sama mbak Helvy Tiana Rosa (sastrawan/Dosen UNJ/kakaknya Asma Nadia), tapi buat aku itu cambuk buat nulis lebih baik lagi...
Kamiluddin Azis Menunggu tips dan motivasi mini dari Mbak Achi-tm Penulis sebagai closing acara,
Langga Gustanto wah yang selevel kyk bunda Achi aja masih ngaku belum seberapa, apalagi saya yang masih kacangan gini ya. Saya masih tunggu novel sastranya yang renyah dari Bunda Achi nih, kalau tulisan gocaknya saya pernah beberapa kali baca, ABG bgt gaya berceritanya,hihihihihi
Tri C Fakhri keren dong mbak Rina dapet kesempatan dikritik bunda helvy tiana. bulek aku ngefans banget ma mereka berdua.
aku aja kudu maksa dulu baru dapat kritikan dari temen
Kamiluddin Azis Wah, catat tuh sahabat semua tips dan saran dari Mbak Achi TM….
Ok… karena pengaruh hujan kali ya, jadi peserta diskusi malam ini agak sedikit, maklum biasanya kalo hujan jaringan kan pada lemot, Langga aja baru nongol, sudah bisa ditebak alasan utamanya adalah listrik, hehe. Tapi apapun, tetep asyik karena malam ini kita dapat lagi 1 ilmu baru dari Mbak Achi. Gara2 Andrew nanya soal scenario jadi aja Mbak Achi ngeluarin jurus ratu pemikatnya, hehe…
Tapi memang selain piawai menulis novel dan laris pula, Mbak Achi ini terkenal juga sebegai penulis skenario ftv yang laris manis. Mbak Achi juga membuka kelas menulis untuk semua kalangan. Ada yg offline ada juga yg online. Pokoknya penulis cewek yang ini super multi talenta dah. Buat sahabat yang ingin belajar, menimba ilmu ke beliau silakan inbox aja kali ya, soalnya pin BB-nya mahal, hehe… nanti akan dipandu syarat2nya juga supaya belajarnya lebih focus dan terarah sehingga kita siap menjadi penulis professional.
Satu hal yang menarik ternyata (di mata Mbak Achie), faktanya nembus ke media itu lebih sulit dibanding nimbus mayor. Wah minggu depan kita korek2 ilmu dari para cerpenis dan penulis yang sering muncul di media.
Makasih banyak Mbak Achi sudah berbagi di grup sederhana ini. Semoga karya2 Mbak semakin dikenal luas seantero jagat ini. Semoga Rumah Pena-nya semakin rame, kelasnya juga semakin banyak. Semoga juga ilmu yang Mbak share ke kami di sini bisa diaplikasikan dalam membuat karya yang berkualitas. Terima kasih sudah memberi kami semangat dan spirit baru.
Buat sahabat yg sudah berpartisipasi juga saya ucapkan terima kasih ya. Tapi jgn ke mana2 dulu, habis ini kita masih boleh ngobrol2 kok.
Dadahhh Mbak Achi-tm Penulis kasurnya jangan diabisin yak… wkwkwkw
Achi-tm Penulis Mas Langga Gustanto Hehehe... ya saya ini orangnya ngga cepat puas, mas. Udah bisa nulis satu genre bawaannya pengen belajar genre lain. Rasanya semua pengen dikuasai gitu... *ih kemaruk yaa abis saya pikir ilmu nulis itu luaas banget. Tiap genre aja udah beda jurus pamungkasnya. Cuma kalo nulis horor cukup deh nulis 4 skenario horor aja, buat yang lainnya nanti mikir seribu kali. Ya penulis kan bedabeda yaaa
Achi-tm Penulis Mas Kamiluddin Azis saya ngga menggarisbawahi kalau nembus media itu lebih susah dari nembus penerbit hehehe... cuma untuk saya pribadi, memang pengalaman nembus media lebih sulit ke penerbit. Ya hoki-hokianlah ada yang mudah ke media, susah penerbitnya dll dll
Langga Gustanto II hihihi..bener bgt...setiap penulis punya karakter dan kelebihan berbeda...
Tri C Fakhri iya,kalo aku paling ngga bisa buat horror, terbukti dari aku kecil ampe sekarang, kalo niatnya mau cerita horror yang denger malah ketawa
Achi-tm Penulis Pesan-pesan saya sebelum menutup sharing ini hanyalah : Jangan pernah menyerah. Jangan cepat puas dengan karya yang kita tulis. Tulislah selalu hal yang bermanfaat dan tidak melanggar moral serta agama. Yang paling penting menulislah dengan ditemani segelas besar air putih, jangan segelas kopi ga sehaaaaat... hehehe... selamat menulis malam ini ^_* saya pamit ya
Achi-tm Penulis Sebelum tidur, mampir lagi yuk ke blog saya ada tulisan baru. Tengkyu ya mas Kamiluddin Azis http://achi-tm.blogspot.com/2013/02/apakah-penulis-wajib-punya-laptop.html
achi-tm.blogspot.com
Bottom of Form


Tidak ada komentar:

Posting Komentar