Materi Penulisan Nonfiksi ~2~

Materi Penulisan Nonfiksi 2

 
Masih mengenai penulisan Opini Nonfiksi, baik berbentuk Artikel, feature, maupun esai. Selanjutnya, penyusun mencoba menghadirkan kembali materi tentang lead atau teras tulisan awal. Seperti halnya yang telah diungkapkan pada edisi sebelumnya, lead/teras merupakan kunci keberhasilan karya opini nonfiksi secara keseluruhan.

  3. Teras Narasi
Teras dengan gaya ini, sering sangat berhasil memikat pembaca. Seperti halnya dalam penulisan Opini Fiksi, macam Cerita Pendek dan novel, teras ini “menyeret” pembaca untuk mengikuti sebuah alur penulisan. Dalam, Opini Nonfiksi, cara ini paling ampuh dipakai dalam intro feature atau Esai bergaya sastra.
Contoh:
Gejala aneh muncul di Teluk Minamata, jepang, awal tahun 1950-an. Banyak jenis ikan yang dikenal lincah berenang, mendadak tampak loyo, tidak gesit, bahkan mudah ditangkap dengan tangan. Sejumlah besar ikan tersebut, lalu mati mengambang. Bukan hanya itu; para kerang yang biasanya berkembang subur, sekonyong-konyong merana. Hampir semuanya mati membusuk, bahkan sebelum dipanen para nelayan.
Di kampung para nelayan, kejadian serupa berlaku pada kucing-kucing peliharaan, yang tiap hari menyantap ikan dari majikan mereka. Binatang peliharaan ini seperti mabuk, bergerak tak tentu arah, mencebur ke laut, dan mati. Akhirnya, kucing hampir tidak kelihatan lagi di perkampungan nelayan di Teluk Minamata.
Sementara itu, pada manusianya pun, tampak gejala penyakit baru. Para nelayan dan keluarga mereka yang mengonsumsi ikan hasil tangkapan, banyak yang mengeluh sakit kepala. Kulit mereka tiba-tiba meradang, begitupun jari-jari di kaki dan tangan mereka. Ada pula, mereka yang seperti kehilangan keseimbangan. Mereka bergerak dan berbicara serupa orang yang mabuk. Mula-mula, kejadian ini dikira gejala sipilis. Sama halnya dengan mereka yang kehilangan keseimbangan, mereka dikira terlalu banyak minum alkohol.
Penyakit apa gerangan? Dr. Hajime Hosokawa meneliti ihwal penyakit aneh, yang menyerang ikan, kerang, kucing, bahkan sampai penduduk Minamata ini. akhirnya, dia menemukan diagnosa yang mengejutkan: ikan, kerang, kucing, dan penduduk Minamata ternyata keracunan logam berat air raksa (metil merkuri), yang dibuang sebuah perusahaan di tepi pantai Minamata.
Itulah sebab air laut tercemar. Sehingga, akibat dari air yang tercemar merkuri ini telah otomatis meracuni ikan, udang, dan kerang. Akhirnya, manusia dan kucing yang mengonsumsi makanan dari laut itu pun ikut keracunan. Begitulah kisah awal bencana di teluk Minamata, yang telah meminta banyak korban penduduk Minamata dan sekitarnya.

Dari beberapa alinea intro di atas, bisa dipastikan pembaca sudah berhasil dipikat untuk membaca alinea demi alinea. Selanjutnya, tulisan bisa diarahkan menjadi lebih serius karena mulai mempersoalkan masalah limbah pabrik yang dibuang ke laut. Misalnya, hasil penelitian tentang kadar percemaran logam berat di suatu daerah tepi laut.
Teras atau intro gaya narasi semacam ini, sering dipakai untuk penulisan feature tentang perjalanan (pariwisata) atau petualangan. Akan tetapi, untuk penulisan tentang masalah-masalah lain pun bisa dipakai. Bahkan, bisa jadi lebih memikat, apabila si penulis memang kaya imajinasi dalam merangkum bahanbahan atau data yang diperolehnya.

(bersambung - disarikan dari Menjadi Jurnalis Masa Depan karya Imam S, dengan perubahan seperlunya)

Baca juga :

Materi 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar