NOVELIS PRIA ISLAMI

RIYANTO EL HARIST


18 Maret 2013 

Maaf sedikit terlambat. berhubung tadi saya baru pulang dari kampus habis menyerahkan proposal tugas akhir. diskusinya kita mulai saja. sebelum dimulai kita kenalan dulu sama kang Riyanto El Harist. beliau adalah penulis dari beberapa buku/novel diantaranya : Takbir-Takbir Cinta, Shirat, Kereta Di Awal Syawwal, Bukan Lelaki Terindah, dan Kudekap Ibu Di Sisi Baitullah. nah, silahkan buat teman-teman yang ingin menanyakan tentang dunia kepenulisan, novel religi dan novel motivasi. silahkan.





Riyanto El Harist Assallamu allaikum, sahabat inspirasiku semua... semoga selalu sehat, untuk yang sudah bergabung silahkan menyimak cuplikan kecil dari wawancara novel pertama saya Takbir Takbir Cinta di MNC TV, setahun lalu... https://www.facebook.com/photo.php?v=4467057395657&set=vb.1266465692&type=3&theater
Kamiluddin Azis السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
Bang Harist,
Salam kenal dan trims sdh berkenan mampir di grup ini. Aldy mksh Ÿåªą sdh opening. Saya boleh larisin nanya nih? Kalau boleh tahu Mengapa novel religi menjadi pilihan genre Bang Harist dalam berkarya?
Muhammad Yusuf Abdillah Assalamu'alaikum akh.
mau tanya nih.
1) Sejak kapan suka nulis dan terinspirasi darimana?
2) Untuk Novel biasanya terinspirasi dari kisah nyata, imajinasi atau perpaduan antara keduanya?
Riyanto El Harist Wa alaikum salam, sebetulnya novel pertama saya TTC tidak ke arah religi, namun karena ada beberapa penggalan ayat qur'an dan pada saat itu novel2 religi sedang laku, jadi pihak penerbit mengemasnya begitu... tapi alhamdulillah, kalau sebagian besar pembaca akhirnya mendorong saya untuk terus menciptakan novel dgn genre tersebut.... banyak berkahnya
Nimas Kinanthi Assalamu'alaikum Pak. Pertama dlu sy baca novel njenengan yg Kudekap Ibu di Sisi Baitullah itu, ceritanya menyentuh skali. Apa tokoh Haris disitu adl njenengan sendiri? Kedua, krn njenengan ternyata sorg PNS, sy jd tambah semangat utk bisa nyusul mnjadi seorang novelis. Klo boleh tahu, bgm njenengan atur waktunya mengingat jam kerja di Pemkab yg panjang Pak?

Riyanto El Harist menulis dari SD sudah suka, hanya pas 7 th terakhir ini baru bener2 nulis.... inspirasinya dari true story yang difiksikan, saya berfikir ini akan menjadi alternatif solusi bagi yang membaca dan kebetulan mengalami hal yg sama dalam cerita
Muhammad Yusuf Abdillah 3) sama dengan kang Aming
4) Bagaimana cara membagi waktu dan semangat menulisnya? secara masih moody dan kadang mengeluh karena nggak ada alat. hehehe.
Terimakasih akh.
Riyanto El Harist alhamdulillah, mbak Nimas Kinanthi, ketemu di sini yaa... tokoh dalam KIDB mmg terinspirasi dari pengalaman hidup saya, tapi tetap 45% adalah rekayasa dan dramatisasi biar lebih hidup... untuk membagi waktu sebetulnya ngga ada yg spesial, ketika sempet ya nulis... kalau ngga yaa paling di buku coret2an aja untuk merekam ide...
Lely Erwinda Genre nya lebih ke Islami ya. Tentu perlu pengetahuan yg banyak tentang Islam. Boleh tanya, dlm penulisan novel-novel ini, mas sendiri mengandalkan pengetahuan yang sudah ada, atau mencari-cari bahan dan menggalinya secara lebih dalam?
Riyanto El Harist buat buku ide, boleh kertas kecil2 yg ditempel di kamar, boleh juga buku catatan... nah, ide bisa terekam tuh, jadi pas ada waktu ke warnet/rental bisa ikut ngetik khan di sana... ide2 ngga hilang!
Riyanto El Harist biasaya dicombain de Lely Erwinda, saya bukan santri dan ngga pernah mondok... tapi saya muslim, insya Allah saya baca buku2 tentang agama... jadi yaa sedikit2 membantu dalam menulis, untuk ayat2 tertentu yg mmg dipandang perlu untuk menguatkan cerita, sengaja saya cari lewat buku2 atau langsung ke Al-qur'an dan terjermahannya...
Ayu Pertiwi salam kenal mas harits sy mau bertanya, gimana supaya novel religi itu kesannya tidak menggurui? sy ingin sekali membuat cerita religi tp g tau triknya.hehe.. makasih sebelumnya
Lely Erwinda Oh, begitu.
Lanjut tanya deh, hambatan apa yg dialami dalam penyelesaian sebuah novel? Dan solusi apa yg mas pilih?
Riyanto El Harist karya religi ujung2nya memang seperti menggurui... tapi yaa itu, biasakan ketika kita menulis seolah2 kita juga yang membaca, jadi kalau kita bisa memposisikan keduanya, insya Allah kesan menggurui akan bisa kita kurangi, sebagai sample jadikan ayat yang kita tukil implementasikan dalam contoh kasus/peristiwa... bukan nasehat yang cenderung monoton dan ngajari... mudah2an bisa membantu...
Riyanto El Harist hambatannya, kadang yaa itu ngga mood atau males... karena kerjaan ktr dan klg lagi butuh perhatian banyak... tapi jgn menyerah dgn berhenti dan membuang ide kita... sayang khan! endapkan saja dulu, nanti kalau pas ada waktu kita baca ulang yang sdh kita tulis, pasti inspirasi tambahan akan datang lagi... begitu de Lely Erwinda...
Nimas Kinanthi Matur nuwun jawabannya, Pak sekali bikin novel, biasanya makan waktu berapa lama, Pak?
Riyanto El Harist novel pertamaku butuh delapan tahun untuk bisa berwujud buku seperti sekarang...
Kamiluddin Azis Novel religi pun bisa dijadikan media dakwah. sangat inspiratif. Apakah setelah buku2 religi Bang Harist terbit dan dibaca masyarakat luas, terjadi sebuah perubahan dalam hidup Bang Harist baik dr dalam diri sendiri maupun lingkungan?
Nimas Kinanthi Hah? Delapan tahun? Wah, lama banget Pak... *ciyus, umur berapa sy ntar punya novel sndiri?
Riyanto El Harist pertanyaan bagus banget Kamiluddin Azis, mestinya bgtu... apa yg kita tulis sebaiknya memposisikan kita untuk menjadi murid yang pertama kali sebelum orang lain.... jadi mencoba mempraktekan dari apa yg kita tulis, harus itu....
Riyanto El Harist heheheheh, itu khan awalnya hanya catatan harian de Nimas Kinanthi.... jadi yg 8 th itu ngga niat bikin novel tadinya... setelah yang pertama, novel berikutnya yaa 6-18 bln beres...
Ayu Pertiwi pernah punya karya yg ditolak sm penerbit tidak? klo pernah, karyanya diapakan setelah itu? apa direvisi kemudian dikirim ke penerbit lain atau malah disimpan?
Riyanto El Harist novel pertama saya ditolak 8 penerbit, dan penolakan terakhir datang justru setelah novel itu berdear dan diterjemahkan ke bahasa melayu untuk di jual di KL, hehehehehe....
Lely Erwinda Betul. Malas itu emang musuh besar ya dalam menulis. Kita juga punya kegiatan lain yg gk kalah penting selain berkarya. oh y, mas. u/ pemula, baiknya menulis dgn membuat kerangka dulu, atau serta merta. Karena kadang kalo udah bikin kerangka, sering nyimpang dari ide awal. Tapi kalo serta merta, seringnya mogok di jalan.
Riyanto El Harist tapi yaa itu, penolakan adalah jalan kita untuk melahirkan karya yg lebih baik, jadi jgn menyerah.... perbaiki dan kirim lagi, perbaiki dan kirim lagi bgtu seterusnya.... tinggal tunggu siapa yg capek, kita atau redaksi hahahahaha
Riyanto El Harist heheheheh, Lely Erwinda kasusnya rumit yaaa... sebetulnya dua2nya boleh dicoba yang penting kita punya komitmen untuk menuntaskannya hingga finis.... aku juga sering mandeg lho bikin novel, padahal ending dan kerangkanya sdh nempel banget di kepala...
Muhammad Yusuf Abdillah Apakah ada jam khusus untuk menulis? dan tiap kali menulis biasanya menghasilkan berapa halaman akh?
Riyanto El Harist jam khusus ngga ada de.... menulis kalau mmg ada waktu/kesempatan atau memang sdg ada ide di kepala saja... kalau lagi mood yaa bisa 5-20 halaman... kalau lagi bad mood yaa paling setengah halaman hehehehe
Aldy Istanzia Wiguna jadi ingat novel Habiburrahman El-Shirazy atau kang Abik. beberapa novelnya bisa dikatakan pembangun jiwa. nah, menurut bang Riyanto El Harist sendiri : novel pembangun jiwa itu apa ya ? hehe
Lely Erwinda Hahaha, saya kira penulis yang sudah punya nama tulisannya lancar jaya, bebas hambatan. Hhe
Beberapa penulis lebih suka menulis pada waktu malam hari, karena lebih enjoy dengan suasana tenang. Nah, kalo mas sendiri, bagaimana? Apakah sama, atau lebih suka mencuri-curi waktu di tengah kesibukan?
Riyanto El Harist novel pembangun jiwa yaa... mungkin bisa membuat pembacanya terinspirasi untuk berbuat lebih baik dan positif... atau paling tidak ingin ikut menulis novel yang sama hehehehhee....
Kamiluddin Azis Perjuangan tiada lelah dan pantang menyerah, spirit ini Ɣªήğ patut kita tiru dari Abang Ɣªήğ satu ini. Buah akhirnya kan manis. Setelah terbit 3 novel keren ini, apakah penerbit mulai kontak2 Bang Haris, dan lalu Abangnya jadi tambah mahal nih?
Riyanto El Harist menulis malam memang sering saya lakukan sewaktu awal2 menulis, kadang sampai adzan subuh baru berhenti nulis... tapi yaa itu, untuk lelaki berumur seperti saya (baca : agak tua-an ) kegiatan malam, taruhannya banyak, masuk angin, kembung dan ngga ngator doong.... hehehhee tapi yaa sekali waktu kalu liburan sih gpp de...
Muhammad Yusuf Abdillah @Aldy: Kang Abik penulis favoritku. sama seperti mas TAA. akh Riyan juga. tapi belum tahu novelnya. cuma tahu karya2nya dalam antologi dari grup sebelah saja. xixixi.
Aldy Istanzia Wiguna wah, iya ya. semangat. kalau boleh tahu Kereta Di Awal Syawwal itu diangkat dari kisah nyata ya bang ? kok bacanya merinding dan feelnya dapat. hehe
Alin You (•ˆˆ•)Ĥ∂îîî••• Ĥ∂îîî••• Ĥ∂îîî••• Bang Harist, ketemu lagi neh kita. Jadi ingat IBF tahun lalu saat ketemu ama Bang Harist. Btw, skrg lagi ngerjain novel apa neh, Bang?
Riyanto El Harist hahahahahah, Kamiluddin Azis kalau nyanya bikin deg2an nih jawabnya.... dibilang kontak2an dgn penerbit iya, dibilang agak jual mahal juga iyaaaaa juga siih... bukan karena nilai finansialnya, tapi lebih ke penghargaan karya kita... masak sih novel yang kita garap selama sekian tahun dengan referensi sekian buku disamakan dengan karya kita yang kita buat hanya hitungan bulan... ini yg penting, terkadang jadi penulis harus ada prinsip! kalaupun kita kejar penerbit major, kita harus jeli juga dgn isi perjanjiannya (moU) kalau nguntungin penerbit doang yaa... maaf hehehehe (ini hanya masukan, yaa... )
Riyanto El Harist Tapi kalau jual mahal sih sebetulnya tidak, hanya perlu pengakuan saja... seperti novel terakhir abang ( KIDB ) itu digarap selama setahun setengah dari sebelum berangkat haji sampai pulang dari tanah suci, belajar rukun2 haji sampai prakteknya sekaigus belajar bahasa chen2 (Chenya) untuk mempermanis cerita, lhah kalau disamakan dgn novel 'biasa' yaa mending ngga usah diterbitkan... ini prinsip!
Ririen Narsisabiz Pashaholic Mau nanya sering ditolak penerbit juga gak? Kalo dah punya nama pasti banyak penerbit yang ngincer. Pak riyanto jual mahal gak sih?
Riyanto El Harist kalau yang KDAS, memang hampir 60 % abang banget tuh Aldy Istanzia Wiguna, masih kelanjutan dari TTC dan finisnya di KIDB... kalau terlihat real.... mungkin karena abng nulisnya juga dari hati, pakew menangis bombay segala
Riyanto El Harist Alin You, masih inget yah.... hehehehe, lagi nulis 4 Novel birokrasi dan budaya de, insya Allah yang akan terbit via indie ttg IPDN... siap2 nyari yaaa...
Aldy Istanzia Wiguna pantesan feelnya dapat. ternyata nangis bombay nulisnya. wah, jadi inget Karena Kita Adalah Hujan nih. dulu saya tulis sampai merinding juga. sudah banyak yang menangis karena tulisan itu. semoga saja cepat hadir. hihi
Lely Erwinda Prinsip yang keren.
Sebelum menulis novel, apa sering menulis cerpen, puisi, artikel, atau essai?
Riyanto El Harist Dotolak mah bukan hal baru Ririen Narsisabiz Pashaholic, meski sdh punya nama, novel yg sdg abang bredel sekarang ditolak sama penerbit yang baru saja nerbitin karya abang heheheh.... jgn jual mahal karena hitungan finansial, tapi jual mahal-lah karena prinsip kita dalam berkarya... (contoh, ganti judul dan edit2 naskah kita hingga hilang wujud aslinya demi menyesuaikan pasar! ) atau paling tidak mmg harus ada harga yg setimpal dari kesusahan kita menulis... menyamakan kita dgn penulis mahal mmg bukan hak kita, tapi juga bukan berarti kita seperti penulis yang minta2 diterbitkan lho... tetap tau diri dan jaga imej kita kalau mmg kita yakin naskah kita bagu...
Riyanto El Harist Semoga de Aldy Istanzia Wiguna.... sebelum novel, seperti penulis kebanyakan yaa sama... dari puisi, cerpen, artikel, essay... sekarang malah tambah.... kajian akademis (tuntutan tugas )
Lely Erwinda Mmm, begitu. Butuh waktu berapa lama untuk bermetamorfosis dari penulis cerpen jadi penulis novel?
Petra Shandi nyimak dari awal. bingung mau nanya apa... speechless aja jadinya. Mantab kang Riyanto El Harist ini
Riyanto El Harist sebeyulnya novel pertama abang itu yaa kumpulan cerpen, hanya saja penokohannya selalu aku, jadi mudah untuk disambungkan menjadi rangkaian cerita...
Riyanto El Harist tanya dong anaknya berapa gitu de Petra Shandi, hehehehe
Aldy Istanzia Wiguna wah, sudah ada berapa anaknya bang ? hehe. selamat ya atas kelahiran anak ketiganya. hehe . panggil mas Robin Wijaya untuk mampir kesini. hihi
Petra Shandi hehhe.. yaudah atung.. kang putrana sabaraha? hehe.. maslaahnya gini, saya gak begitu paham novel religi. dan setelah baca pemaparan akang. saya jadi pingin baca.
Riyanto El Harist hehehehe, iya terima kasih de... dapat mainan baru nihhhh... di kasih nama tokoh di Novel Sirath!
Riyanto El Harist ayo mampir di blog saya Petra Shandi, novel2ku ada di sana... kalau ngga puas mampir ke rumah, bisa baca di perpustakaan kecil di rumah
Muhammad Yusuf Abdillah wah, lama nggak nongol Akh Riyan punya adek baru nih. mantap. he3x.
Petra Shandi waah minta alamat blognya donk kang
elharist.blogspot.com
Petra Shandi nuhun kang aldi...
Aldy Istanzia Wiguna sami-sami. maaf tadi lupa posting blognya beliau. hehe
Riyanto El Harist hehehehe, trims Aldy Istanzia Wiguna tos dicopy-keun... tah, mangga de Petra mampir nya...
Kamiluddin Azis Prinsip Bang Riyanto El Harist yg oke banget... waduh, saya harus bercermin lama2 nih, belajar lama2 (banyak2) dan berkarya lebih ... patut berguru sama Abang...
Kamiluddin Azis Bang, soal perubahan hidup yg saya tanyain di awal blm terjawab rasanya...
Riyanto El Harist perubahan yg signifikan adalah.... saya bersyukur, Allah telah memberikan roda kehidupan yang beragam dalam hidup saya, dan dgn menulis, saya selalu bisa bercermin dgn apapun yg terjadi dalam hidup saya... ketika susah, saya merasa tak aneh karena pernah di titik yang paling susah dulu, ketika senang, insya Allah saya berusaha untuk tidak takabur karena roda hidup pasti berputar, berbagi dan menjadi lebih baik adalah sesuatu yang saya usahakan sekarang ini, tak ada orang yang sempurna apalgi saya... karenanya dgn menulis, mudah2an Allah membimbing lisan dan tulisan saya ke jalan yg lbh baik... mohon doanya de Kamiluddin Azis...
Kamiluddin Azis Alhamdulillah... terus terang saya sangat terharu sekaligus ngiri Bang... doain saya juga dong Bang... supaya selalu istiqomah dalam berkarya,
Lely Erwinda Tanya-tanya lagi, deh. Dari sekian novel yang sudah diterbitkan, novel mana yang jadi andalan? Hingga mas punya keyakinan 'Wah, novel ini pasti laris nih di pasaran' mengingat novel tsb punya keunikan dan berbeda dgn karya-karya lainnya.
Fiksi Diksi Hehe ketauan nih
Sebenarnya saya lebih suka menyimak Mas Kamil, dan belajar dari keseluruhan. Disini semuanya orang-orang hebat. Saya baru tau lho kalau Penulis dari Banten itu banyak, saya tadinya selalu iri pada kaum melayu sana. Ternyata tidak Hanya Mas Gong ataupun Mas Endang Rukmana yang dari Banten Penulis sekaliber Mas Riyanto pun dari Banten. Saya baru tau lho
Riyanto El Harist amiiinn, insya Allah mari belajar bersama de... ini saatnya kita jadikan FB jadi ladang saling mengisi dan berbagi ke arah yg lbh baik...
Riyanto El Harist yang paling aku yakini sebetulnya Kereta di Awal Syawwal, karena itu sangat abang bangettt.... tapi justru novel ini hanya dicetak sekali, penerbit ngga menerbitkan cetakan berikutnya setelah laku 3000 buku de Lely Erwinda.... sampai2 abang bikin fun page-nya di FB cari deh, dan mari berdiskusi ttg novel ini...
Kamiluddin Azis Bang kasi tips untuk dapet ide jitu, orisinil dan beda dg yg pernah ada dong, dapetnya di mana sih... ini udah ketok2 kepala tetep aja gak keluar, dielus2 malah ketiduran...
Kamiluddin Azis Kenapa penerbitnya gak mau nerbitin lagi Bang? bukannya kalo gitu kita bisa terbiotkan di penerbit lain?
Riyanto El Harist De Fiksi Diksi, main atuh ke Banten.... banyak lho generasi mudanya yg suka nulis di banten hehehehe, salam dari bumi banten yaa...
Riyanto El Harist Orisinalnya ide bisa di dapat karena kita sering membaca buku2 yg lagi tayang de... ngga beli ngga apa2, sempatkan mampirt ke toko buku kalau jalan2... nah, dari semua yg ada buatlah yang blm ada di rak buku sana... hehehhee, kalau blm dapat juga mampir ke rumah kita bikin diskusi menjaring ide hehehehe oke de Kamiluddin Azis?
Riyanto El Harist untuk buku yg sdh terbit biasanya kita diikat kontrak hingga beberapa tahun, jadi sebelum kontrak itu selesai, yaaa.... resiko kita ngga bisa ngapa2in dengan buku kita itu... meskipun si penerbit sdh ngga nyetak lagi...
Lely Erwinda 3000, great
Waaah, kok gitu y. Sayang sekali.
Oh, ya, nama Fp nya apa?
Hihihi, kang Aming teh ayak-ayak wae.
Buku ini merupakan judul kedua dari trilogy IBU... merupakan fiksi motivasi hidup tentang cinta, kasih sayang dan keluarga
Halaman: 76 menyukai ini
Kamiluddin Azis iya mksud saya kalo sdh habis kontraknya Bang, hehe, belum habis ya? Pengen maen ke Serang... sekalian nengok dd bayi.. ajak siapa ya.. Petra Shandi, Aldy Istanzia Wiguna sama Panji Pratama kali ya... ah Aldy mah sok ngeles, ke rumah saya aja gak jadi2, pedah saya belum tenar kayak Bang Harist kali ya, hehe
Riyanto El Harist yaaa bgtulah penerbit major de Lely Erwinda... hitung2annya matang... kalau cuma untung sedikit yaa mending terbit buku baru hehehehe
Kamiluddin Azis Iya Lely Erwinda kalo udah habis kontrak emang bisa katanya, hehe
Riyanto El Harist ayo atuh iraha ngarumpul ka Banten...
Aldy Istanzia Wiguna gak gitu kang. kalau saja tugas akhir dan resolusi wisuda tahun ini tidak mengganjal. mungkin saya sudah kesana. maaf gak maksud. saya sudah merencanakan kok mau main. cuma, ada yang lebih penting dari semua itu. wisuda dan amanah my mother yang harus saya tunaikan. hehe, maaf kang
Fiksi Diksi Ok mau nyoba tanya ah ... Ketika kita mempunyai ide untuk membuat Novel otomatis kita harus menjaga ide itu sampai Novel itu jadi. Mungkin bisa berhari-hari atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Bagaiman cara mengikat ide itu dan menjaganya dari intervensi masalah2 pribadi yang pastinya setiap hari muncul dalam keseharian penulis itu sendiri?
Riyanto El Harist siiip ditunggu, kalau jadi insya Allah ada launching buku di kampus IPDN satu atau dua bulan ke depan... kita bisa juga ngumpul2 bedah bukunya di sana...de Petra Shandi, Kamiluddin Azis, Aldy Istanzia Wiguna, Lely Erwinda, Ayu Pertiwi, Nimas Kinanthi, dll...
Kamiluddin Azis asyik... tapi terus terang... saya malu dg karya saya, hanya saja saya catat satu hal, yg dibayar oleh penerbit dan pembaca itu sesuai dengan jerih payah kita. Novel yg dibuat bertahun2 harus terbayar sepadan. Dan Novel yg digeber beberapa bulan juga harus puas dg penghargaan yg alakadarnya. Iya, hehe taudiri.com Prinsipnya akan menjadi pondasi baru buat saya
Riyanto El Harist pertanyaan bagus Fiksi Diksi, ini sering kali saya alami.... tapi yaa itu, biarkan masalahmu berlalu dulu.... kalau sdh ada waktu baca kembali-baca kembali dan baca kembali karya yg kita tulis, insya Allah kita akan menemukan semangat itu kembali... biasanya dengan tambahan ide yg lbh bagus dan lebih kompleks...
Aldy Istanzia Wiguna santai saja kang. hihi. pokoknya main ke rumah kang aming sudah diagendain kok sama Marjan Anura. tapi nunggu kumpulan puisi dia sama saya terbit dulu. kan harus ngasih oleh-oleh ke tuan rumah. haha
Lely Erwinda Maklum, belum punya buku solo, jadi gk paham. Hhe
Lebih enak terbit mayor atau indie?
Riyanto El Harist sebetulya lama dan sebentarnya karya novel tidak selalu berbanding lurus dengan kualitasnya de Kamiluddin Azis, tapi kondisi pasar yang ada saat itu juga berpengaruh dengan nilai kualitas dan laku tidaknya... hanya saja, sebagai penulis kita perlu memberi harga pada karya kita, bukan secara finansial semata tapi juga dignity akan apa yg telah kita lakukan dalam mewujudkan karya kita. Kalau mereka (baca penulis top) bisa bikin karya bagus dalam hitungan sebentar bisa jadi harganya juga bagus, lhah untuk abang pribadi karya yg bagus selalu menuntut waktu dan penggarapan yang lama, jadi kalau sudah susah2 dan cuapek bikinya kemudian hanya dihargai 'seadanya' hehehehe ga lah... penerbit khan banyak de? cari lagiiiii... sampai kita puas dengan isi MoU yg ditawarkan...
Riyanto El Harist enak major atau indie? dua2nya enak.... plus minus dari keduanya juga ada. Kalau major kita ngga capek dengan 'menjual dan promo' tinggal terima royalty dan laporan rekening bank... tapi yaa itu nilainya 'tergantung penerbit'.... kalau indie kita capek promo dan memasarkan, tapi untungnya kita yang ngaturrr.... sesuai jerih payah kita hehehehhe...
Riyanto El Harist Tapi penerbit major sekarang ngga kaya dulu, mereka menuntut kita untuk turut pula berpartisipasi dalam promo dan pemasaran lho de Lely Erwinda..... jadi kalau kita yg ngarang saja malu2, apalagi mereka, katanya...
Nimas Kinanthi Btw Pak, klo nggak keberatan ngasih bocoran, lebih besar mana gaji PNS dgn royalti novel?
Riyanto El Harist Nimas Kinanthi, mudah2an sekali waktu malah ada rezeki kita bisa kumpul di kediri yaa... (barangkali di undang mbak Nimas hehehe)
Riyanto El Harist waduuuh bocorannnn hehehehehe, kalau harus jujur di PNS lbh menjanjikan, tapi berkahnya lebih banyak di menulis... dan alhamdulillah dari menulis, bisa mengerem untuk nyari yang ngga berkah itu ..... insya Allah
Lely Erwinda Oh, kira saya kalau terbit mayor gk perlu repot-repot promo. Beberapa penulis memang ada sih, yg sering woro-woro mempromosikan novelnya. Kukira itu inisiatif penulisnya sendiri, rupanya tuntutan. Pertanyaan terakhir deh, tips dong Bang buat pemula supaya punya spirit untuk terus berkarya.
Kamiluddin Azis Kalo saya sih inisiatif sendiri Lely Erwinda, hehe meskipun titik-titik... Bang sambil nunggu Aldy closing (barangkali) klarena sudah mau Magrib, bisa kasi tips di akhir diskusi kita sore ini?
Riyanto El Harist hehehehe, tips untuk tetap semangat menulis, lihat hasil karya penulis2 hebat dengan feedbacj yg mreka terima, jadikan analogi usaha kita... kalau mereka bisa knpa kita tidak? terus berusaha dan jgn pernah berhenti... kalau kita mau insya Allah akan ada jalnnya! oke de Lely Erwinda?
Riyanto El Harist Baik abang kira cukup dulu diskusinya yaa, bang juga mau pamit pulang. ini masih di ktr nih hehehehehe....
Riyanto El Harist Assallamu allaikumm... wr wb.... tetap semangat semua yaaa...
Lely Erwinda Oke. Makasih banget nih bang, udah mau berbagi ilmu dan meluangkan waktu. Wa'alaikumsalam. Wr. Wb.
Aldy Istanzia Wiguna ok bang Riyanto El Harist. sepertinya acara diskusi kali ini seru ya. sudah terurai beberapa semangat dari abang kita yang satu ini. semua rahasianya sudah dibongkar. dan semoga menjadi pemicu kita semua untuk tetap bersemangat dalam berkarya. berhubung di tempat saya sudah adzan magrib dan saya juga harus segera kembali ke aktivitas awal mengerjakan tugas dan baca kembali referensi skripsi saya. sepertinya diskusinya. ditutup. salam. wassalamualaikum wr.wb. cc :kang Kamiluddin Azis, kang Petra Shandi, kang Panji Pratama dan all admin Inspirasi-Ku sampai jumpa di diskusi berikutnya. selamat menunaikkan shalat maghrib dan berkarya terus. hehe
Kamiluddin Azis Makasih ya Bang Riyanto El Harist, Aldy Istanzia Wiguna dan sahabat2 semua yg sudah berpartisipasi dalam diskusi ini.
Aldy Istanzia Wiguna sama-sama. tetap bersemangat semuanya
Bottom of Form


Tidak ada komentar:

Posting Komentar