Strategi Mencipta Judul
Apa yang paling anda sukai ketika mengunjungi toko buku? Dar 10 orang yang penulis interview, memberi jawaban: enam orang mengaku paling suka membaca judul-judul buku, tiga orang mengatakan paling suka melihat ilustrasi sampul buku, dan satu orang menjawab: nyengir.
Judul buku memang merupakan selling point untuk menarik pembaca, sebelum mereka membuka isi buku tersebut untuk memutuskan membeli atau tidak. Dalam teori Creatice Writing, judul buku yang menarik disebut catchy. Akar kata catchy adalah to catch yang artinya menangkap. Jargon catchy diartikan : Mudah ditangkap, mudah diingat karena menarik, dan sekaligus mengundang tanda tanya alias membuat pembaca penasaran : apa sih isi ceritanya?
Berdasarkan teori Creative Writing,mencipta judul agar catchy berpedoman pada rumus berikut ini:
Tentu saja untuk menciptakan judul yang catchy tidaklah mudah, jika itu original (tidak meniru yang sudah ada). Sayangnya ,tidak sedikit pengarang yang suka mencipta judul dengan mengekor judul buku-buku laris. Tindakan mengekor ini tidak salah jika mau disebut sebagai “Pengarang yang Tidak Kreatif”. Padahal, nilai unggul dan tidaknya seorang pengarang dinilai dari daya kreativitasnya dalam mencipta.
Untuk mempertajam maupun meningkatkan daya kreativitas dalam mencipta karya fiksi- termasuk dalam cipta judul, perlu membaca karya-karya orang lain. Khususnya, karya-karya yang banyak diminati pembaca. (maaf, dalam hal ini terlepas dari bobot atau nilai isinya).
Berikut ini beberapa novel yang menjadi international best seller kurun tahun 2000-awal 2011 yang dikutip dari : www.buzzle.com/articles/great-novels-of-all-time. Penyajian ini system acak, tidak disesuaikan dengan urutan peringkatnya:
Judul lainnya silahkan akses ke situs di atas.
Perhatikan kesepuluh judul yang dijadikan contoh oleh penulis. Silahkan dihitung, rata-rata hanya terdiri dari dua hingga tiga kata. Bahkan ada yang hanya menggunakan satu kata, yaitu Perfume- karya Patrick Suskind.
Novel-novel super laris karya pengarang Indonesia juga menggunakan judul tidak lebih dari tiga kata. Misalnya novel Bumi Manusia, Saman, Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta, dan Ketika Cinta Bertasbih. Novel-novel karya Iwan Simatupang, sastrawan Indonesia yang karyanya sangat literer dan filosofis juga hanya menggunakan judul singkat, misalnya: Kering,Ziarah, dan Merahnya Merah.
Dari pengamatan penulis, relative banyak peserta creative writing workshop yang mencipta judul dengan menggunakan lebih dari lima kata. Bahkan ada yang menggunakan 17 kata, berupa kalimat panjang: kekasihku Itu Menipuku, Menipu Ayah- Ibuku, Menipu Mantan-Mantan Kekasihnya, Sangat Memalukan Aku, dan Membuat Patah Hati. Tentu saja judul itu bisa disederhanakan menjadi catchy, misalnya: Noktah Hitam Kekasihku atau Jelaga Penjara Jiwa.
Judul itu bukan kalimat. Sebaliknya,kalimat bukan judul. Jika judul ditulis lebih dari satu kata, maka punya persamaan dengan kalimat, yaitu : kumpulan kata. Yang membedakan antara judul dan kalimat adalah sebagai berikut:
Apa yang paling anda sukai ketika mengunjungi toko buku? Dar 10 orang yang penulis interview, memberi jawaban: enam orang mengaku paling suka membaca judul-judul buku, tiga orang mengatakan paling suka melihat ilustrasi sampul buku, dan satu orang menjawab: nyengir.
Judul buku memang merupakan selling point untuk menarik pembaca, sebelum mereka membuka isi buku tersebut untuk memutuskan membeli atau tidak. Dalam teori Creatice Writing, judul buku yang menarik disebut catchy. Akar kata catchy adalah to catch yang artinya menangkap. Jargon catchy diartikan : Mudah ditangkap, mudah diingat karena menarik, dan sekaligus mengundang tanda tanya alias membuat pembaca penasaran : apa sih isi ceritanya?
Berdasarkan teori Creative Writing,mencipta judul agar catchy berpedoman pada rumus berikut ini:
- Terdiri dari 1-5 kata
- Pilih kata yang tepat, kuat dan ekspresif
- Jika perlu gunakan kata-kata yang mengundang kontroversial, dan
- Menggunakan bahasa literer (bahasa yang baik dan indah, menimbulkan imajinasi pembacanya)
Tentu saja untuk menciptakan judul yang catchy tidaklah mudah, jika itu original (tidak meniru yang sudah ada). Sayangnya ,tidak sedikit pengarang yang suka mencipta judul dengan mengekor judul buku-buku laris. Tindakan mengekor ini tidak salah jika mau disebut sebagai “Pengarang yang Tidak Kreatif”. Padahal, nilai unggul dan tidaknya seorang pengarang dinilai dari daya kreativitasnya dalam mencipta.
Untuk mempertajam maupun meningkatkan daya kreativitas dalam mencipta karya fiksi- termasuk dalam cipta judul, perlu membaca karya-karya orang lain. Khususnya, karya-karya yang banyak diminati pembaca. (maaf, dalam hal ini terlepas dari bobot atau nilai isinya).
Berikut ini beberapa novel yang menjadi international best seller kurun tahun 2000-awal 2011 yang dikutip dari : www.buzzle.com/articles/great-novels-of-all-time. Penyajian ini system acak, tidak disesuaikan dengan urutan peringkatnya:
- White Fang-Jack London
- A Message to Gracia-Elbert Hubbard
- A Tale of Two Cities-Charles Dickens
- Gone With the Wind-Margaret Mitchell
- Perfume-Patrick Suskind
- Emma-Jane Austen
- The Cat in the Hat- Dr.Seuss
- Wild Swans- Jung Chang
- The Lord of the Ring-J.R.R Tolkien
- The Name of the Rose- Umberto Eco
Judul lainnya silahkan akses ke situs di atas.
Perhatikan kesepuluh judul yang dijadikan contoh oleh penulis. Silahkan dihitung, rata-rata hanya terdiri dari dua hingga tiga kata. Bahkan ada yang hanya menggunakan satu kata, yaitu Perfume- karya Patrick Suskind.
Novel-novel super laris karya pengarang Indonesia juga menggunakan judul tidak lebih dari tiga kata. Misalnya novel Bumi Manusia, Saman, Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta, dan Ketika Cinta Bertasbih. Novel-novel karya Iwan Simatupang, sastrawan Indonesia yang karyanya sangat literer dan filosofis juga hanya menggunakan judul singkat, misalnya: Kering,Ziarah, dan Merahnya Merah.
Dari pengamatan penulis, relative banyak peserta creative writing workshop yang mencipta judul dengan menggunakan lebih dari lima kata. Bahkan ada yang menggunakan 17 kata, berupa kalimat panjang: kekasihku Itu Menipuku, Menipu Ayah- Ibuku, Menipu Mantan-Mantan Kekasihnya, Sangat Memalukan Aku, dan Membuat Patah Hati. Tentu saja judul itu bisa disederhanakan menjadi catchy, misalnya: Noktah Hitam Kekasihku atau Jelaga Penjara Jiwa.
Judul itu bukan kalimat. Sebaliknya,kalimat bukan judul. Jika judul ditulis lebih dari satu kata, maka punya persamaan dengan kalimat, yaitu : kumpulan kata. Yang membedakan antara judul dan kalimat adalah sebagai berikut:
- Kalimat: kumpulan kata yang mengandung satu arti , terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), dan Obyek (O):S-P-O
- Judul (jika menggunakan lebih dari satu kata): kumpulan kata yang mengandung multi makna/ multi arti, tidak terdiri dari S-P-O
- Jika kalimat hanya terdiri dari satu kata, biasanya itu kata benda atau kata sifat maupun kata keadaan: mati,panas, kekasih, cinta.
- Jika judul terdiri dari satu kata, lazimnya menggunakan nama orang (novel Saman karya Ayu utami dan Emma karya Jane Austen atau kata sifat (novel Kering karya Iwan Simatupang), da nada juga nama tempat (Wuthering Heights karya Emily Bronte)
- Jika judul diciptakan mirip kalimat, maka kalimat itu harus mengundang tanda tanya-misalnya: My Name is Red, novel karya Orhan Pamuk (Pertanyaan :why is it red?) A Tale of Two Cities karya Charles Dickens( pertanyaan: what was happened in the two cities?), Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl (pertanyaan: what did Charlie do to the chocolate factory?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar