Ibuku Kaulah Ayahku yang Sesungguhnya


oleh : Desy Arisandi

Teruntuk Ibuku...
Sungguh bodohnya aku selama ini yang tak pernah menyadari betapa besarnya pengorbananmu ibu. Kau memang tak memberikanku banyak harta, kau tidak memberiku kebahagiaan tapi kau telah mengusahakan semuanya untukku. Ibu masih ingatkah kau awal bulan Juli dua tahun yang lalu, saat orang-orang meremehkan kita perihal pendaftaranku ke PTN. Aku masih ingat kata-kata berduri yang mereka lontarkan didepanmu ibu, “Buat makan saja susah mau sekolah tinggi-tinggi wong miskin kok aneh-aneh.” Tapi kau terus mendukungku ibu. Kita menyusuri jalanan kampung menuju ketempat kepala desa yang berjarak 5 km dari rumah untuk melengkapi beberapa persyaratan kuliah, dengan pandangan orang-orang yang meremehkan dan mencibir kita, tapi kau tetap berjalan lurus meneguhkan hatiku. Masih ingatkah kau ketika lampu kamarku konslet kau memperbaikinya, karena kau tau aku takut gelap. Masih ingatkah, kau menimbakanku air dari telaga untukku mandi setiap hari. Dan masih ingatkah kau tentang usahamu yang lain untuk membahagiakan putrimu ini ibu. Ibu kaulah ayahku yang sesungguhnya, kaulah tulang punggung keluarga kami. Terimakasih ibu untuk kasih sayang yang tak pernah usai, tulus cintamu takkan mampu untuk terbalaskan. Semoga tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu selalu IBU.

Presented to Tu’ah Widyawati
Ds. Deket Wetan RT/RW 01/05 Deket Lamongan, Jawa Timur


2 komentar: