BERBAGI PENGALAMAN MENULIS NOVEL : NANING PRANOTO (3)


GOOD MOOD, BAD MOOD
Novel yang menarik untuk dibaca, selain materi ceritanya memikat, alur ceritanya mengalir (flowing), juga harus juicy.   Sebuah novel akan terasa juicy ketika dibaca harus ditulis dengan kata-kata selain juga ekspresif.   Pengarangnya ketika menulis memasukkan emosinya ke dalam karyanya.   Sehingga menyentuh perasaan pembacanya.   Maka, proses tune in antara pengarang dan pembaca pun terjalin.  Kondisi ini disebut “the we” : terjalin komunikasi antara pengarang dan pembaca melalui karyanya.

Karya juicy hanya bisa ditulis oleh pengarang dalam kondisi yang disebut in the good mood. Dalam kondisi yang sangat prima ini, pengarang bisa bekerja secara fokus, hingga membuatnya kreatif dan produktif.   Momentum ini disebut pula sebagai the golden time-jam emas untuk berkarya.   Sebaliknya, jika kondisi pengarang in the bad mood , maka karyanya akan jumble dan kering.
Mood adalah cuaca dan suasana hati.   Dalam kondisi in the good mood, proses berkarya si pengarang bak berada dalam lingkaran yang memutar begitu indah.   Sebaliknya, dalam kondisi in the bad mood, proses berkarya si pengarang bak berada dalam labirin yang memusingkan.  Tentu saja, karya yang dihasilkan jauh berbeda, seperti bumi dan langit kualitasnya.

Menjaga dan mengendalikan kondisi mood sangat diperlukan bagi pengarang yang berambisi membuahkan karya-karya yang menyentuh pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar